Iblis yang Mewakili 7 Dosa Besar
Tujuh dosa besar yang mematikan diwakili oleh 7 iblis atau pangeran neraka yang memiliki kekuasaan luar biasa dan menjadi otoritas tertinggi di neraka. Awalnya, mereka adalah malaikat agung (Archangel) yang hidup di surga, tetapi setelah melakukan pemberontakan dan menentang Tuhan hingga menimbulkan perang, mereka jatuh ke neraka bersama Lucifer.
Setelah jatuh ke neraka, mereka kehilangan kasih dan karunia Tuhan kemudian berubah menjadi iblis mengerikan yang mewakili 7 dosa besar. Nah, siapa saja iblis-iblis ini? Berikut daftar lengkapnya.
Apa Itu 7 Deadly Sins?
Sebelum mengetahui penjelasan dosa-dosa besar pada 7 deadly sins, tidak ada salahnya bagi detikers untuk memahami terlebih dahulu apa itu 7 deadly sins. Secara umum, 7 deadly sins merupakan rangkaian dosa mematikan atau dosa besar. Terkait hal tersebut diyakini berasal dari zaman Yunani.
Ini sejalan dengan apa yang disampaikan dalam laman Psychology Today, 7 deadly sins atau tujuh dosa mematikan kemungkinan sudah ada sejak zaman Yunani bahkan sebelum Helenistik. Rangkaian dosa ini kerap dikaitkan dengan tujuh planet hingga tujuh iblis yang menghuninya.
Rangkaian dosa mematikan mengalami perkembangan dari waktu ke waktu pada zaman itu. Namun, dikatakan daftar tujuh dosa mematikan atau 7 deadly sins versi modern telah ada sejak abad keenam. Hal ini berkaitan dengan tulisan Evagrius Ponticus yang ditambahkan oleh St. Thomas Aquinas.
Kemudian, alasan rangkaian dosa dalam 7 deadly sins dianggap mematikan karena berakar dalam agama Kristen. Dosa-dosa tersebut dianggap mematikan karena memiliki kekuatan yang dapat membunuh roh ilahi yang ada di dalam diri manusia, baik itu pria maupun wanita.
Meskipun disebut sebagai dosa, tetapi ternyata 7 deadly sins bersifat arketipe. Sebagai informasi, arketipe merupakan model atau pola yang mula-mula, berdasarkan pola asal ini dibentuk atau dikembangkan hal yang baru.
Tujuh dosa mematikan ini tidak disebutkan di dalam alkitab. Sebaliknya, rangkaian dosa ini justru diadaptasi ke dalam berbagai karya. Baik itu puisi, sastra, film, hingga drama. Meskipun diadaptasi menjadi sejumlah karya, tujuh dosa mematikan yang disebutkan sebagian besar tidak melibatkan konteks agama tertentu.
Envy atau Iri Hati
Dalam hidup ini tidak jarang seseorang akan merasa iri terhadap pencapaian maupun hal-hal yang dimiliki oleh lain. Namun, siapa sangka kalau ternyata sifat ini adalah salah satu 7 deadly sins atau tujuh dosa mematikan. Mengapa demikian? Alasannya karena iri hati memang berawal dari kesedihan maupun rasa tidak suka terhadap nasib baik yang diraih oleh orang lain. Akan tetapi sifat ini dapat berkembang menjadi keinginan untuk menghancurkan nasib baik dari orang tersebut. Inilah yang membuat iri hati tergolong sebagai 7 deadly sins.
Kesombongan (Pride)
Seperti yang sudah diuraikan di atas, kesombongan atau pride adalah puncak dari tujuh dosa besar, dosa yang paling utama dan paling berbahaya. Kesombongan adalah sifat yang membuat manusia memiliki keyakinan berlebihan pada kemampuannya sendiri, sehingga tidak menyadari adanya anugerah dari yang Maha Kuasa.
Manusia yang dikuasai oleh kesombongan akan merasa dirinya paling benar diantara yang lain. Sifat ini juga bisa membuat manusia sangat mencintai dirinya sendiri dan akan melakukan apapun untuk menjaga harga dirinya.
Tuhan memang menganugerahkan keyakinan kepada manusia dan pada titik yang masih wajar keyakinan adalah hal yang positif. Namun, jika terlalu berlebihan dapat membuat manusia terjebak dalam kesombongan yang menghancurkan dirinya.
Sayangnya, terkadang kita masih sulit untuk membedakan apakah kita sedang merasa percaya diri atau justru sedang terjebak dalam kesombongan. Namun, jika direnungkan lagi, kesombongan biasanya lahir saat kita memposisikan diri sebagai orang yang lebih unggul dibanding orang lain.
Untuk menghadapi kesombongan kita bisa mulai dengan membangun kesadaran bahwa semua yang kita dapatkan adalah pemberian dari Tuhan, perbanyak bersyukur atas anugerah Tuhan, hindari membicarakan kebaikan diri sendiri, dan banyak memuji Allah.
Ketamakan berarti keserakahan atau hasrat besar untuk memiliki kekayaan. Orang yang tamak akan menyimpan kekayaan untuk dirinya sendiri tanpa orang lain yang sedang membutuhkan pertolongan.
Bahkan orang yang tamak rela menjual apapun untuk mendapatkan kekayaan, padahal sebenarnya kekayaan sendiri sifatnya hanya sementara. Selain kekayaan, ketamakan juga dapat membuat manusia berambisi memenuhi kepentingan pribadinya dengan cara apapun, termasuk melakukan pengkhianatan.
Bagi orang tamak, mencuri, merampok, dan menipu dianggap sebagai usaha untuk memperoleh kekayaan atau sesuatu yang dia inginkan. Lalu, yang lebih parah lagi, dia tidak mau membagikan apapun yang dimilikinya untuk menolong sesama manusia yang membutuhkan.
Cara untuk mengatasi ketamakan yang paling mudah adalah dengan mengingat bahwa kekayaan, jabatan, status sosial sifatnya hanya sementara saja. Selain itu, mengingat bahwa kita akan selalu membutuhkan orang lain juga bisa membantu mengurangi rasa kikir. Jangan lupa juga untuk menghargai usaha yang telah dilakukan oleh orang lain.
Iri hati adalah perasaan tidak puas atau tidak senang saat melihat kelebihan orang lain. Kelebihan ini bermacam-macam jenisnya, bisa jadi kekuasaan, harta, prestasi, jabatan, hingga kebahagiaan. Misalnya merasa tidak senang ketika ada teman yang memperoleh nilai lebih baik.
Umumnya, perasaan iri hati ini muncul karena adanya ketidakmampuan dalam memiliki sesuatu yang lebih baik dan juga karena merasa tidak puas saat melihat kebahagiaan orang lain.
Di era media sosial ini, kita bisa lebih mudah merasa iri kepada orang lain. Sebab, kita bisa melihat pencapaian dan kelebihan orang lain melalui foto atau video yang mereka unggah di media sosial.
Lalu, bagaimana cara untuk mengatasi rasa iri hati ini? Pertama, kita harus menyadari bahwa iri hati adalah dosa yang besar. Lalu, hindari perkataan serta perbuatan yang meremehkan orang lain dan selalu bersyukur kepada Tuhan atas apa yang kita miliki.
Dosa Besar Yang Membinasakan
Kemudian perkataan penulis Rahimahullahu Ta’ala, “7 perkara yang membinasakan.” Di sini terdapat perhatian dalam perkara-perkara yang akan disebutkan tersebut. Karena tatkala beliau menyebutkan dosa-dosa besar yang membinasakan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut berjumlah 7.
Jadi seandainya Anda telah mendengar ada 7 perkara yang membinasakan, namun setelah Anda hitung ternyata hanya ada enam perkara, tidak 7 sebagaimana disebutkan di awal, maka pasti Anda akan berkata dalam diri Anda bahwa masih ada satu hal yang belum disebutkan. Dan kalau seandainya tidak disebutkan di awal hadits bahwasannya dosa-dosa tersebut ada 7, maka mungkin akan terlewat faidah dari kita sebagian dari perkara-perkara yang membinasakan tersebut karena kita tidak memperhatikan.
Oleh karenanya inilah diantara faidah disebutkan bilangan di awal hadits tersebut. Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan bahwa ada 7 perkara yang membinasakan. Tujuannya agar kita benar-benar memperhatikan poin-poin yang akan disebutkan setelah penyebutan angka secara global tersebut. Bahkan didalam banyak hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Karena perkara tersebut akan membantu seseorang untuk bisa memahami hakikat ilmu dan bisa menghafalkan poin-poin yang disebutkan setelah penyebutan angka tersebut.
Kemudian tatkala Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyebutkan ada 7 perkara yang merasakan, maka bilangan 7 tersebut bukan untuk pembatasan atau bahwasanya dosa besar hanya sebatas 7 perkara. Karena datang dalam hadits-hadits yang lain bahwasanya ada amalan-amalan yang termasuk dalam kategori dosa besar yang tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Contohnya adalah hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tatkala beliau bersabda:
أَلَا أُنَبِّئُكُمْ بِأَكْبَرِ الْكَبَائِرِ ثَلَاثًا قَالُوا بَلَى يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ الْإِشْرَاكُ بِاللَّهِ وَعُقُوقُ الْوَالِدَيْنِ وَشَهَادَةُ الزُّورِ
“Perhatikanlah, maukah aku tunjukkan kepada kalian dosa-dosa besar yang paling besar?” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengatakannya tiga kali. Kemudian para Shahabat mengatakan: “Tentu wahai Rasulullah.” Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda: “Syirik kepada Allah dan durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu“” (HR. Bukhari dan Muslim)
Dan kita perhatikan bahwasannya dosa durhaka kepada kedua orang tua dan dosa persaksian palsu itu tidak disebutkan dalam 7 perkara di atas. Namun keduanya termasuk kedalam dosa besar dengan nash hadits Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Oleh karenanya bahwasanya dosa-dosa besar itu jumlahnya lebih dari 7. Bahkan sebagaimana dalam atsar Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, beliau pernah mengatakan bahwasanya dosa-dosa besar itu dekat ke angka 70 (artinya sangat banyak). Bahkan kata Syaikh, perkataan Ibnu Abbas bahwasanya dosa besar itu dekat ke angka 70 ini pun bukan batasan bahwasanya dosa besar hanya sebatas 70. Namun kata beliau bahwasanya dosa-dosa besar lebih dari angka yang disebutkan.
Perkara terpenting yang harus kita perhatikan di dalam masalah ini adalah mengetahui tentang kaidah apa yang dimaksud kedalam dosa besar. Dan dosa-dosa apa yang masuk ke dalam kategori dosa besar. Kita harus tahu kaidahnya agar kita bisa membedakan antara dosa besar dengan dosa kecil.
Adapun dosa besar adalah setiap amalan yang diawali dengan laknat atau dengan ancaman, diharamkan dari surga Allah Subhanahu wa Ta’ala atau dengan ancaman untuk masuk ke dalam neraka atau setiap amalan yang diawali dengan murka Allah Subhanahu wa Ta’ala dan hukuman Allah Subhanahu wa Ta’ala atau setiap amalan yang pelakunya dilaknat oleh Allah atau imannya ditiadakan atau setiap amalan yang dikatakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bukan termasuk golongan kami, maka indikator-indikator diatas merupakan alamat bahwasanya amalan-amalan tersebut masuk dalam kategori dosa besar. Ini kaidahnya. Juga ditambah dengan amalan-amalan yang memang datang nash secara langsung dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam atau dalam Al-Qur’anul Karim bahwasanya perkara tersebut masuk kedalam bagian dari dosa besar.
Belphegor (Kemalasan)
Belphegor menjadi iblis yang mewakili dosa kemalasan dan memiliki dua penggambaran yang berbeda. Pertama, Belphegor digambarkan sebagai wanita muda yang cantik saat di dunia dan yang kedua digambarkan sebagai iblis berjenggot yang mempunyai tanduk dan kuku tajam.
Dalam beberapa tradisi, Belphegor dulunya adalah malaikat agung bernama Bola-Peor. Akan tetapi saat Lucifer memberontak, dia tidak mendukung pemberontak dan tidak mendukung malaikat. Alhasil, dia dianggap sebagai pembelot kemudian dibuang ke neraka.
Belphegor terkenal akan kelicikannya. Dia akan membuat manusia berusaha mendapatkan kekayaan dengan cara yang licik, seperti menipu atau korupsi.
Demikian pembahasan tentang 7 dosa besar dan juga iblis yang mewakili 7 dosa besar. Semoga semua pembahasan di atas bisa menambah wawasan kamu. Jika ingin mencari berbagai macam wawasan melalui buku, maka kamu bisa mendapatkannya di gramedia.com.
Untuk mendukung Grameds dalam menambah wawasan, Gramedia selalu menyediakan buku-buku berkualitas dan original agar Grameds memiliki informasi #LebihDenganMembaca.
Penulis: Gilang Oktaviana Putra
Lucifer (Kesombongan)
Lucifer merupakan bahasa Latin dengan arti Pembawa Cahaya, Lucifer juga menjadi sebuah nama Planet Venus atau Bintang Fajar. Iblis tertinggi di neraka ini merupakan iblis terkuat yang ada. Dahulu Iblis ini merupakan malaikat Agung, Lucifer dengan kesombongan hingga menentang Tuhan membuatnya dibuang ke dalam neraka.
Iblis dengan gambaran ketamakan dari kekayaan dan keserakahan. Mammon akan menjadikan manusia sebagai budak. Manusia-manusia rakus akan uang, suka menipu, sering merugikan orang, pelit, serakahlah yang akan dijadikan budak oleh Mammon di neraka.
Iblis dengan penggambaran monster laut besar dan menyimpan pintu neraka di mulutnya ini merupakan iblis yang Mewakili iri hati. Iblis ini akan menggoda pria merupakan tugasnya agar melakukan penghujatan. Iblis ini bertanggung jawab untuk memberi hukuman kepada manusia yang iri hati dengan cara memakannya.
Actions (login required)
Dosa menjadi hal yang tidak patut untuk dilakukan, tak terkecuali 7 deadly sins atau tujuh dosa besar. Berikut 7 deadly sins sebagai dosa besar paling menakutkan yang wajib dihindari manusia.
Menurut KBBI, dosa adalah perbuatan yang melanggar hukum Tuhan maupun agama. Dosa juga dapat dimaknai sebagai perbuatan salah, baik itu terhadap orang tua, adat, hingga negara. Sementara itu, dikatakan dalam buku 'Ngegemesin Tapi Jerumusin' karya Insan Nurrohiem, dosa merupakan istilah yang berasal dari bahasa Sansekerta.
Istilah tersebut merujuk pada konteks keagamaan yang digunakan untuk menjelaskan perbuatan-perbuatan yang melanggar hukum agama. Bukan hanya itu, dosa juga disebut sebagai perilaku yang bertentangan dengan prinsip-prinsip moral.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dosa menjadi salah satu hal yang diajarkan kepada berbagai umat agama. Salah satunya mengenai 7 deadly sins atau disebut juga sebagai tujuh dosa besar. Lantas seperti apa wujud dari dosa-dosa besar yang bernama 7 deadly sins ini? Agar mengetahuinya secara lebih jelas, detikJogja telah merangkum informasinya. Simak penjelasannya berikut ini.
Pride atau Kesombongan
Rasa bangga memang diperlukan di dalam diri setiap orang, tetapi saat hal tersebut berubah menjadi kesombongan justru tergolong sebagai dosa mematikan. Hal ini dikarenakan seseorang yang memiliki kesombongan cenderung mengunggulkan dirinya sendiri secara berlebihan. Tidak jarang sikap sombong juga membuat manusia lupa akan anugerah yang telah diberikan oleh Tuhan bagi diri mereka. Inilah yang membuat kesombongan termasuk dalam 7 deadly sins.
Mammon (Ketamakan)
Mammon adalah iblis yang mewakili ketamakan dan merupakan penggambaran dari kekayaan, keserakahan, dan ketidakadilan. Di neraka, Mammon akan memperbudak manusia yang rakus pada uang, senang menipu, sering merugikan orang lain, pelit, dan serakah atas kekayaannya.